English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 28 Mei 2011

Pembalap MotoGP Asal Jepang Yang Meninggal Dunia

Share
1. Shoya TomizawaShoya Tomizawa (lahir di Asahi City, Chiba, Jepang, 10 Desember 1990 – meninggal di Riccione, Italia, 5 September 2010 pada umur 19 tahun) merupakan seorang pembalap motor professional asal Jepang. Ia merupakan juara balapan pembuka (inagurasi) kelas Moto2 di Qatar pada bulan April 2010. Memulai karir dari All Japanese Championship, Tomizawa pindah ke kelas 250cc pada musim 2009. Ia lantas melanjutkan karirnya ke kelas baru Moto2 di tahun 2010.


Tomizawa adalah seorang pembalap muda berbakat yang menjanjikan. Sebagai bukti, pembalap kelahiran 10 Desember 1990 itu menjuarai seri pertama Moto2 musim ini di Qatar dan jadi runner-up di seri berikutnya di Spanyol.
Misano - Kecelakaan fatal yang dialami Shoya Tomizawa di balapan kelas Moto2 seri San Marino di sirkuit Misano, Minggu (5/9/2010), mengakibatkan pembalap Jepang itu kehilangan nyawanya. Tomizawa tewas setelah terjatuh dari sepeda motornya, dan digilas dua pembalap lain yang berada di belakangnya, yakni Alex de Angelis dan Scott Redding. Walaupun sudah mendapat pertolongan darurat secepatnya, namun nyawa pembalap berusia 19 tahun itu tidak dapat diselamatkan.

2. Daijiro Kato
 
Daijiro Kato (Katō Daijirō, 4 Juli 1976 - 18 April 2003). Awal karier balapnya dimulai sejak ia berumur 3 tahun. Pada tahun 1979, itu ia telah berlatih mengendarai motor pocket bike dan di usia 5 tahun ia telah mengikuti kejuaraan balap pocket bike bahkan sering menjadi juara. Saat usia 11 tahun ia mulai berlomba dengan mengendarai motor minibike, dan berhasil menjuarai semua kelas yang dilombakan di daerahnya.
Tahun 1998 Ia turun di GP 250 cc di GP Jepang sebagai pembalap wild card, dan berhasil menjuarainya. Pada tahun 2000 ia mengikuti GP 250 cc secara penuh dengan bergabung dalam tim Axo Honda Gresini. Hasilnya, ia berhasil menduduki peringkat 3 dunia dikelas tersebut dengan 259 poin dan 4 kali juara seri yaitu di sirkuit Suzuka (Jepang), sirkuit Estoril (Portugal), sirkuit Nelson Piquet (Brasil), dan sirkuit Motegi (Jepang).
Pada tahun 2001, dengan bergabung dengan tim Telefonica Movistar Honda dan mengendarai Honda NSR 250 pembalap bernomor 74 ini, meraih gelar juara dunia GP 250 cc. Ia meraih 11 kemenangan dari 16 seri yang dilombakan dan merebut 322 poin. Tahun 2002 ia pindah ke kelas MotoGP, bergabung dengan tim Fortuna Honda Gresini dan mengendarai Honda NSR 500 ia mampu menyaingi pembalap pabrikan Honda dan pabrikan lainnya yang menggunakan motor 4 tak 990 cc. Di pertengahan musim ia mendapat jatah Honda RC211V 4 tak 990 cc, dan langsung meraih posisi kedua di sirkuit Brno GP Ceko.


Tragedi yang menimpa Tomizawa bukanlah yang pertama yang pernah menimpa pembalap Jepang. Sebelumnya, Jepang juga pernah kehilangan seorang pembalap berbakat lain, Daijiro Kato.
Kato meninggal dunia di depan publiknya sendiri di MotoGP Jepang 2003. Saat itu, Kato (27 tahun) menabrak tembok pembatas dalam kecepatan 200 km per jam dan mengalami cedera parah di kepala, leher dan dada.
Padahal saat itu Kato adalah harapan Jepang dengan menjadi orang kedua setelah Tetsuya Harada yang pernah jadi juara dunia di kelas 250 cc. Ia sempat digadang-gadang bakal jadi orang Jepang pertama yang akan jadi juara dunia kelas primer (500cc/MotoGP).
 

3. Yasutomo Nagai
http://www.ducatipd.it/Immagini/Galleria/Edwards_Nagai.jpg
Sebelum Kato, Jepang juga pernah kehilangan pembalap di ajang Superbike, Yasutomo Nagai. Nagai meregang nyawa setelah dua hari koma akibat mengalami kecelakaan di Superbike Belanda tahun 1995.


4. Norifumi Abe
 
Norifumi 'Norick' Abe (Tokyo, Jepang, 7 September 1975–Kawasaki, Kanagawa, 7 Oktober 2007 [1]) adalah pembalap motor berkebangsaan Jepang. Debut balap Grand Prix dilakukan pada tahun 1994 di GP Jepang kelas 500cc. Pada tahun 2000 di kelas 500cc, ia membela tim Antena 3 Yamaha d’Antin dan mencapai di posisi ke-8 di klasemen akhir. Tahun 2001 masih di tim yang sama ia menduduki posisi ke-7 di akhir musim. Di musim 2002 ia menjadi pembalap penguji Yamaha dan beberapa kali menjadi pembalap pengganti di tim Fortuna Yamaha Tech 3, menggantikan Marco Melandri yang cidera. Pada tahun 2004 ia memperkuat tim Fortuna Gauloises Yamaha Tech 3 bersama Marco Melandri dan berada di posisi 13 klasemen akhir, satu peringkat di bawah Melandri. Secara keseluruhan, ia pernah menjuarai tiga Grand Prix.[2] Sejak tahun 2005 ia berkarier di WSBK (World Superbike) hingga 2006 sebelum pada 2007 pindah ke All Japan Superbike Championship.

Abe pernah bertandang ke Indonesia sebagai pembalap tamu atas undangan Yamaha Indonesia di sirkuit Park Kenjeran, Surabaya dalam sesi eksibisi tahun 2000. Saat itu ia memberikan coaching clinic bagi pembalap Indonesia. Dia pun turut bertarung dengan pembalap lokal. Pada waktu bersamaan, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) selaku pemegang merek motor Yamaha di Indonesia melakukan launching product Yamaha 125Z, sepeda motor jenis Underbone 125cc, 2 tak, berpendingin udara dan merupakan motor CBU (completely built-up) dari Malaysia.
[spoiler=Norifumi Abe waktu di indonesia]

norick abe bersama mo*tor plus

Norick Abe(kanan) bersama Naoki Matsudo di Jakarta

lebih lanjut mengenai Norifumi "Norick" Abe 


Satu lagi pembalap Jepang yang harus kehilangan nyawa adalah Norifumi Abe pada tahun 2007. Namun Abe tewas bukan dalam balapan, tapi di jalan raya saat motornya terlibat kecelakaan dengan sebuah truk.
 
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Reddit
Feed

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia